Sumber http://splashurl.com/otgbm3b
Oleh: dr. Nadia Octavia
KLIKDOKTER.COM
- “Apakah kondom dapat meningkatkan
kesehatan vagina?” Pertanyaan ini menjadi dasar sebuah penelitian yang
dilakukan di Cina mengenai hubungan penggunaan kondom dan adanya bakteri “baik”
di vagina. Pada vagina yang sehat terdapat jumlah bakteri “baik” dan “jahat”
dalam jumlah seimbang. Ketidakseimbangan jumlah bakteri tersebut dapat
menyebabkan infeksi umum yang disebut vaginosis bakterialis (VB). Gejala umum
VB adalah adanya keputihan yang berbau amis.
Penelitian
yang dilakukan oleh Liyan Ma dan kawan-kawan ini melibatkan 164 perempuan sehat
yang berusia antara 18–45 tahun pada tahun 2010 dan diterbitkan dalam jurnal
PLOS One. Mereka menemukan bahwa perempuan yang menggunakan kondom memiliki
kadar bakteri lactobacilli yang lebih tinggi dibandingkan perempuan yang
menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (intrauterine device – IUD) atau
spiral. Para peneliti tersebut menyimpulkan bahwa penggunaan kondom dapat
mencegah VB.
Adanya
bakteri lactobacilli ini dipikirkan dapat mencegah infeksi dalam vagina karena
memproduksi asam laktat dan hydrogen peroksida (H2O2) yang dapat melindungi vagina
dari kuman yang “jahat” atau patogen. Lactobacilli membuat vagina sedikit asam,
suatu kondisi yang umumnya mencegah pertumbuhan bakteri lain. Kadar
lactobacilli yang rendah dalam vagina juga dapat memberi jalan untuk
pertumbuhan bakteri lain dan mengakibatkan VB. VB dapat menyebabkan radang pada
panggul, peningkatan risiko infeksi menular seksual, dan persalinan prematur
pada perempuan hamil.
Namun,
studi potong lintang ini tidak membuktikan bahwa penggunaan kondom meningkatkan
jumlah bakteri “baik” dalam vagina. Terdapat berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi keseimbangan bakteri dalam vagina, termasuk riwayat seks seorang
perempuan dan apakah ia merokok atau menggunakan deodoran vagina, maupun
perubahan hormonal seperti pada kehamilan. Bagaimana pun juga, penggunaan
kondom direkomendasikan karena dapat mengurangi infeksi menular seksual,
termasuk HIV.

